Dosen Unkhair Ciptakan Hand Sanitizer “Haniture” dari Limbah Pisang Goroho, Ibu PKK Tafure Jadi Pelopor Inovasi Kesehatan Lokal
Dosen Unkhair Ciptakan Hand Sanitizer “Haniture” dari Limbah Pisang Goroho, Ibu PKK Tafure Jadi Pelopor Inovasi Kesehatan Lokal
Ternate, 25 Oktober 2025 oleh apt. Aditya Sindu Sakti, M.Si.
Ternate, Maluku Utara — Inovasi berbasis potensi lokal kembali lahir dari Kota Rempah. Tim dosen dari Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Khairun (Unkhair) Ternate berhasil mentransformasi limbah kulit pisang goroho khas Ternate menjadi produk hand sanitizer alami bernilai ekonomis. Melalui program pemberdayaan masyarakat, mereka melatih kelompok ibu-ibu PKK Kelurahan Tafure, Kecamatan Ternate Utara, untuk memproduksi hand sanitizer herbal dengan merek “Haniture” — singkatan dari Hand Sanitizer Pisang Goroho Ternate Utara.
Program ini muncul dari keprihatinan atas masih tingginya angka penyakit menular seperti TBC, ISPA, DBD, dan malaria di Kota Ternate, yang menurut data Kementerian Kesehatan RI (2023) mencapai prevalensi masing-masing 26%, 19%, 10%, dan 4%. Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) mendorong tim akademisi untuk mencari solusi berbasis edukasi dan inovasi lokal.
Ketua tim pelaksana, Hesti Trisnianti Burhan, S.Farm., M.Si., Apt., menjelaskan bahwa pelatihan ini dirancang untuk memberdayakan perempuan sekaligus menekan limbah organik. “Selama ini kulit pisang goroho hanya dibuang begitu saja. Padahal, hasil penelitian menunjukkan bahwa limbah ini kaya senyawa antibakteri seperti flavonoid dan saponin yang efektif melawan Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Kami ingin mengubahnya menjadi produk kesehatan yang bermanfaat dan bernilai jual,” ujarnya.
Melalui pendekatan partisipatif, tim dosen dan mahasiswa FKIK Unkhair melatih lebih dari 40 ibu-ibu PKK Tafure untuk memproduksi hand sanitizer alami dengan komposisi 65% ekstrak kulit pisang goroho, 27% alkohol 70%, dan 8% minyak zaitun. Selama kegiatan, peserta juga menerima edukasi tentang PHBS, manajemen usaha, desain kemasan, dan strategi pemasaran digital agar dapat mengembangkan produk secara berkelanjutan.
Proses pembuatan dilakukan dengan peralatan sederhana seperti blender, oven, dan gelas ukur, serta menerapkan prinsip higienitas dan keamanan kerja. “Kami pastikan semua proses dilakukan dengan sarung tangan, masker, dan celemek. Hasil akhirnya berupa cairan hand sanitizer beraroma herbal lembut, tidak lengket, tidak menyebabkan iritasi, dan stabil selama penyimpanan tujuh hari,” jelas Hairani Yainahu, anggota tim pelaksana. Produk “Haniture” yang dihasilkan memiliki warna cokelat muda, tekstur ringan, dan daya serap baik, dengan manfaat utama sebagai antiseptik alami yang menjaga kelembapan kulit berkat tambahan minyak zaitun sebagai emolien. Menurut hasil uji organoleptik dan observasi peserta, 100% produk dinilai layak digunakan dan diterima dengan baik oleh pengguna uji coba lokal.
Keberhasilan program ini tidak hanya terlihat dari hasil produk, tetapi juga dari peningkatan pengetahuan masyarakat. Berdasarkan hasil pre-test dan post-test terhadap 40 peserta, terjadi lonjakan signifikan dalam pemahaman tentang PHBS, formulasi produk, hingga manajemen usaha. Sebelum pelatihan, hanya 7 peserta yang memiliki nilai tinggi (>80), sedangkan setelah pelatihan meningkat menjadi 34 peserta.
Rata-rata peningkatan tertinggi tercatat pada aspek pengetahuan antibakteri kulit pisang goroho (naik dari 3 menjadi 38 peserta bernilai tinggi) dan pengetahuan formulasi hand sanitizer (naik dari 2 menjadi 36 peserta bernilai tinggi) . “Antusiasme ibu-ibu luar biasa. Mereka bukan hanya ingin belajar, tapi juga ingin menjadikan ini usaha rumah tangga baru,” ungkap Muhammad Subhan A. Sibadu, anggota tim pelaksana.
Selain memperkuat kesadaran kesehatan, kegiatan ini menjadi model pemberdayaan ekonomi perempuan berbasis limbah lokal. Para peserta kini memiliki keterampilan untuk memproduksi dan memasarkan produk “Haniture” secara mandiri. Tim FKIK juga mendampingi mereka dalam pembuatan label produk, strategi branding, dan rencana distribusi lokal melalui pasar dan media sosial. “Program ini membuktikan bahwa inovasi kesehatan bisa berangkat dari dapur masyarakat. Kami ingin menciptakan sinergi antara akademisi, perempuan, dan potensi lokal untuk kesehatan dan kesejahteraan bersama,” ujar Hesti Burhan.
Dukungan pendanaan program berasal dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Ditjen Diktisaintek) melalui kontrak No. 404/UN44/L1/AM.01/2025. Tim juga menyampaikan apresiasi kepada Kelurahan Tafure, Kecamatan Ternate Utara, atas fasilitasi dan dukungan selama pelaksanaan kegiatan. Dengan keberhasilan ini, tim Unkhair berencana untuk mereplikasi model pelatihan ke wilayah lain di Maluku Utara, khususnya daerah dengan potensi tanaman goroho dan keterbatasan akses produk sanitasi. Inovasi “Haniture” diharapkan menjadi ikon baru produk kesehatan khas Ternate, sekaligus bukti nyata bahwa pemberdayaan masyarakat berbasis riset lokal mampu menciptakan solusi kesehatan yang berkelanjutan, ekonomis, dan ramah lingkungan.
DOKUMENTASI VIDEO
HUBUNGI KAMI
Alamat:
Jl. Pertamina Kampus II Unkhair Gambesi Kota Ternate Selatan.
E-mail:
Telepon/Fax:
0921-3110901
0921-3110903
Hak Cipta © 2025 Program Studi S1 Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Khairun